Rabu, 16 Desember 2009

KONSTRIBUSI ISLAM DALAM MATEMATIKA

Pelajaran matematika kerap dijadikan sosok yang menakutkan dan dianggap sebagai mata pelajaran tersulit dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Di mata para siswa, matematika dianggap rumit dan sulit dipahami yang akhirnya membuat mata pelajaran yang satu ini tidak disukai. Padahal matematika sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti berbelanja, bermain kartu, menghitung jumlah partikel atom, dan sebagainya.

Sayangnya tak banyak dari kita yang mengetahui bahwa angka yang kita gunakan dalam matematika merupakan angka Arab. Dinamakan angka Arab karena angka-angka tersebut tiba di dunia Barat dari para cendikiawan yang menulis dalam bahasa Arab. Jelas bahwa kontribusi Islam dalam mata pelajaran yang satu ini sangatlah besar dan tidak bisa diperdebatkan lagi. Tak hanya matematika, Islam juga sangat berpengaruh pada ranah ilmu pengetahuan alam yang lain, seperti fisika, biologi, kimia, dan kedokteran.

Salah satu ilmuwan Muslim yang memberikan sumbangan besar dalam pengembangan matematika adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi [780-850]. Al-Khawarizmi atau yang di Barat lebih dikenal dengan nama Algorisme, telah menciptakan banyak teori matematika. Di antaranya ‘algoritme’ dalam matematika modern diambil dari namanya, karena dialah yang pertama mengembangkan kaidah ini.

Selain itu, tokoh matematika lain yang tak kalah terkenal dalam Islam adalah Umar Khayyam. Kendati lebih dikenal sebagai seorang penyair, ia memiliki kontribusi yang tak kalah penting dalam bidang matematika, terutama dalam bidang aljabar dan trigonometri. Ia juga seorang matematikawan pertama yang menemukan metode umum penguraian akar-akar bilangan tingkat tinggi dalam aljabar, dan memperkenalkan solusi persamaan kubus.« [esthi] – foto: sxc

KONSTRIBUSI ISLAM DALAM MATEMATIKA

Kontribusi Islam dalam Matematika

Pelajaran matematika kerap dijadikan sosok yang menakutkan dan dianggap sebagai mata pelajaran tersulit dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Di mata para siswa, matematika dianggap rumit dan sulit dipahami yang akhirnya membuat mata pelajaran yang satu ini tidak disukai. Padahal matematika sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti berbelanja, bermain kartu, menghitung jumlah partikel atom, dan sebagainya.

Sayangnya tak banyak dari kita yang mengetahui bahwa angka yang kita gunakan dalam matematika merupakan angka Arab. Dinamakan angka Arab karena angka-angka tersebut tiba di dunia Barat dari para cendikiawan yang menulis dalam bahasa Arab. Jelas bahwa kontribusi Islam dalam mata pelajaran yang satu ini sangatlah besar dan tidak bisa diperdebatkan lagi. Tak hanya matematika, Islam juga sangat berpengaruh pada ranah ilmu pengetahuan alam yang lain, seperti fisika, biologi, kimia, dan kedokteran.

Salah satu ilmuwan Muslim yang memberikan sumbangan besar dalam pengembangan matematika adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi [780-850]. Al-Khawarizmi atau yang di Barat lebih dikenal dengan nama Algorisme, telah menciptakan banyak teori matematika. Di antaranya ‘algoritme’ dalam matematika modern diambil dari namanya, karena dialah yang pertama mengembangkan kaidah ini.

Selain itu, tokoh matematika lain yang tak kalah terkenal dalam Islam adalah Umar Khayyam. Kendati lebih dikenal sebagai seorang penyair, ia memiliki kontribusi yang tak kalah penting dalam bidang matematika, terutama dalam bidang aljabar dan trigonometri. Ia juga seorang matematikawan pertama yang menemukan metode umum penguraian akar-akar bilangan tingkat tinggi dalam aljabar, dan memperkenalkan solusi persamaan kubus.« [esthi] – foto: sxc

Minggu, 13 Desember 2009

matematika dalam teknologi informatika

dan sulit menjadi lebih konkret dan jelas.

Selain untuk geometri, komputer juga dapat digunakan untuk materi matematika yang lain. Komputer dapat digunakan dalam aljabar, misalnya untuk menyelesaikan sistem persamaan linier; dalam kalkulus, misalnya untuk menggambar grafik; dan dalam aritmetika, misalnya untuk melatih kemampuan berhitung. Selain itu masih banyak lagi materi matematika yang dapat diajarkan dengan menggunakan komputer (Abdussakir & Sudarman, 2000:5).

National Council of Supervisor menyatakan bahwa komputer lebih baik digunakan untuk mengembangkan 10 kemampuan dasar dalam matematika, yaitu (1) problem solving, (2) aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari, (3) peluang, (4) estimasi dan aproksimasi, (5) kemampuan berhitung, (6) geometri, (7) pengukuran, (8) membaca, menginterpretasi dan mengkonstruksi tabel, diagram dan grafik, (9) penggunaan matematika untuk prediksi, dan (10) “melek” komputer.

Komputer telah memainkan peranan penting dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan berbagai studi tentang penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika ditemukan bahwa hasil belajar siswa yang belajar matematika dengan komputer lebih baik daripada yang tidak menggunakan komputer.

Di SD (Elementary School), Suppes dan Morningstar dalam penelitian di California dan Mississippi terhadap siswa kelas 1 sampai kelas 6, menemukan bahwa nilai matematika siswa yang menggunakan PBK lebih tinggi daripada yang tidak menggunakan PBK. Harris dari penelitiannya terhadap siswa kelas 3 dan 5 SD menyatakan bahwa siswa yang menggunakan PBK dalam matematika nilainya lebih baik daripada yang tidak menggunakan PBK. Hawley dkk. dalam penelitiannya terhadap siswa kelas 3 dan 5 SD di Kanada menemukan bahwa nilai tes akhir siswa yang belajar dengan PBK lebih tinggi secara signifikan daripda siswa yang belajar secara konvensional. Mevarech & Rich dalam penelitian terhadap siswa kelas 3, 4, dan 5 SD di Israel menemukan bahwa pretasi matematika siswa dengan PBK lebih tinggi daripada dengan pembelajaran konvensional. Soebari (1998:79) menemukan bahwa siswa kelas 5 SD lebih mudah mengingat materi yang diajarkan dengan komputer. Ardana (1999:171) menemukan bahwa PBK dapat (1) meningkatkan konsep diri akademis matematika dan motivasi siswa SD dan (2) meningkatkan ketuntasan belajar, ketuntasan materi dan daya serap siswa SD.

Di SMP (Junior High School), penelitian yang dilakukan Wilkinson di New York menemukan bahwa nilai matematika siswa yang menggunakan PBK lebih tinggi daripada yang tidak menggunakan PBK. Yohannes menemukan bahwa siswa kelas 3 SMP yang diajar dengan guru dan komputer memiliki prestasi belajar matematika yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok siswa yang diajar dengan guru saja atau komputer saja.

Di SMU (Senior High School), penelitian yang dilakukan Pachter terhadap siswa yang lemah dalam matematika menemukan bahwa siswa yang menggunakan PBK lebih sukses daripada yang tidak menggunakan PBK. Burns dan Bozeman menemukan bahwa siswa SMU yang belajar matematika dengan PBK memperoleh prestasi yang lebih tinggi daripada siswa yang belajar secara konvensional. Santosa dalam penelitiannya terhadap siswa kelas 1 SMA menemukan bahwa siswa yang belajar dengan guru dan komputer hasilnya lebih baik daripada siswa yang belajar dengan komputer saja atau pengajaran konvensional. Lebih lanjut Santosa menyatakan bahwa minat belajar siswa terhadap matematika cukup tinggi jika belajar dengan komputer.

Di perguruan tinggi, Sasser menemukan bahwa pretasi matematika mahasiswa yang menerima tutorial dengan komputer lebih tinggi daripada mahasiswa yang menerima tutorial dengan buku teks. Sedangkan Kulik, Kulik dan Cohen dari berbagai penelitian di perguruan tinggi menyimpulkan bahwa PBK dapat (1) memberikan hasil belajar yang lebih tinggi secara signifikan, (2) meningkatkan daya tarik siswa terhadap pembelajaran dan materi, dan (3) mereduksi waktu penyampaian materi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Lockrad dkk menyatakan bahwa lima kelompok PBK, yaitu tutorial, latih dan praktik, simulasi, permainan dan pemecahan masalah sangat efektif untuk pembelajaran matematika. Meskipun demikian, kombinasi dari lima kelompok PBK tersebut akan lebih menarik dan efektif untuk pembelajaran matematika.

matematika dalam teknologi informatika